Selasa, 14 Agustus 2007
Badut Taman Kota

Buruan Vin.. jangan lama-lama dong!” jam 5 sore Tata sudah bersiap-siap di depan pintu kostan,dengan berpakaian trendy, gaul, dan yang pasti imut, Tata akan pergi jalan dengan Vivin.


Haduh … iya .. iya..! Ini kan masih jam 5, pasti tuh orang blom dateng deh Ta. Sabar aja napa !” Vivin menenangkan Tata yang sudah berada digaris start, laganya sudah seperti pasukan yang hendak menyerang markas musuh.


Maklum saja hari ini Tata akan bertemu dengan seseorang yang spesial, pacar baru di dunia maya. Hari ini adalah pertemuan pertama mereka dan Vivin diminta Tata untuk menemani, siapa tau ternyata pacar barunya tidak sesuai dengan bayangan Tata. Sudah sejak dua hari yang lalu Tata sibuk menyiapkan diri. Berbelanja baju, parfum, membenahi mukanya, mematut-matutkan badannya yang tinggi semampai di depan kaca.


Laki-laki itu mengajak bertemu di sebuah taman kota. Sempat terpikir oleh Vivin kalau laki-laki yang akan di temui Tata adalah pemangsa wanita, perampok berdarah dingin, dan bayangan- bayangan seram lainnya, maklum Vivin rada parno sama cowok-cowok yang suka chating di internet, padahal si Mas Andi itu juga dia kenal melalui jasa YM.


Perjalanan kan jauh Vin.. kalau aku terlambat gimana? Kencan pertama nih..! kamu sih enak ada Mas Andi. Klo kamu ngedate aku sendirian di kostan Cuma bisa main liat-liatan ama Mbok Ijah..!” Tata mulai ngomel gak karuan. Sedangkan Vivin masih saja di dalam entah sedang menyiapkan apa, mungkin senjata lengkap untuk berjaga-jaga, takut kalau nanti dugaanya benar.


***********


Wah.. tamannya bagus ya Ta..! lampunya juga, keren abis. Eh .. ini kita bawa yuk, buat oleh-oleh nanti kita taruh di teras depan kostan kita Ta, pasti makin keren” Vivin yang takjub melihat lampu taman, amat sangat tertarik dengan bentuknya yang bulat penuh, dan warnaya yang kuning remang-remang.


Vivin memang suka tertarik dengan pernak pernik dan barang-barang yang cantik. Pernah suatu kali ia membawa entah apa namanya, bentuknya seperti besi gulungan entah dari mana dia dapat. Tapi memang Tata juga mengakui kalau Vivin punya mata seni yang jeli, meski tak jarang Tata menyebut Vivin adalah pemulung jeli.



Sejak tadi Tata hanya celingukan tidak peduli pada ucapan-ucapan Vivin. Ia melongok berkali-kali pada jam yang terpampang di layar ponselnya. Jam masih menunjukkan pukul 18.00 Sedangkan ia membuat janji pukul 19.30. Tata sudah tidak sabar, Ia mulai ngoceh gak jelas. Semua orang yang lewat di komentarin


Eh .. tukang siomay.. jualannya jangan disitu dong..! merusak pemandangan tau !” oceh Tata. Sementara si tukang siomay hanya mencibir melihat Tata yang mengoceh dan berlaga sudah seperti si pemilik taman.


Pisang goreng... tahu isi… lumpia-lumpia..” seorang Ibu-ibu seumuran Mbok Ijah menjajakan daganganya.


Ada lumpia isi pisang sama tahu gak Bu?!” tanya Tata asal. Si pedagang senyum-senyum mendengar perkataan Tata. Lalu dengan segera ia menghampiri Tata.


Mo beli neng ??” tanya si pedagang itu. Tapi Tata malah pura-pura tidak mendengar.


Huh … dasar anak jaman sekarang gak ada sopan santunya sama sekali, ditanya kok malah pura-pura bolot. Ora ono pikirane. babarblas !” gerutu Ibu pedagang setengah baya tadi.


Gila lu Ta kasian tuh si Ibu ! dah pasang tampang kaya bayi kucing yang minta netek lho dia. Kualat baru tau rasa !.. orang tua tuh !” Vivin memperingatkan Tata.


Huwahahaha …. salah sendiri kan aku cuman iseng ! Habisnya capek aku nunggu gini.” tawa Tata meledak dan menggemparkan taman kota, nampaknya Tata sudah mulai jenuh.


Yee .. salah sendiri kan tadi dah gue bilang ngapain berangkat jam lima sore. Nih taman juga masih sepi. Untung aja kita gak dikira gembel. Lagian kenapa sih janjiannya di taman bukannya di mall?” Vivin juga sudah mulai gerah, maklum saja Vivin gak terbiasa mejeng di taman kota.


********


Tak jauh dari tempat mereka nongkrong mereka melihat sesosok pria bertubuh kekar, tatto bergambar ular naga di lengannya membuatnya tampak semakin garang. Sepertinya pria itu hendak menuju ke tempat mereka. Tata dan vivin maen sikut, lalu Tata berbisik “Tanpa penghormatan umum balik kanan bubar … lariiiiiiiii … !!!” Maka Tata dan Vivin pun lari tunggang langgang seperti anjing yang di kejar-kejar kucing. Heh? gak kebalik tuh??


Hos.. hos.. hos.. busyet dah! Ta, itu ya orangnya? Gila lu.. gak liat-liat dulu preman gitu lo embat juga !” Vivin berkomentar tentang laki-laki yang diliatnya barusan. Ia hampir saja kencing dicelana. Tangannya sudah siap di dalam tas untuk mengambil senjata yang memang dia bawa dari rumah.


Meneketehe Vin.. di foto gak gitu kok..! kayaknya sih bukan dia. Gila.. aku juga keder Vin klo bener itu orangnya. Ntar aku intip dulu!” Tata langsung melakukan pengintaian kepada laki-laki itu.


Eh Vin.. buruan kesini..! Tata berbisik memanggil Vivin yang sudah jatuh terkapar di rumput taman kota


Da apa Ta.. Lu ngeliat apaan? beneran ya?” tanya Vivin kepada Tata yang masih asyik mengamati.


Tuh liat aja sendiri... bukankan..!” Tata bersorak girang. Lalu tanpa sadar Tata berlarian di taman sambil menari-nari dan Vivin ikut juga. Seperti ini lah kelakuan Duet imoet, bila salah satu di antara mereka senang, maka yang lainyapun ikut senang.


Huwahaha.. rupanya dia pembadut.. liat dia berganti kostum di belakang pohon! Kita intip yuk...!“ ajak Tata tanpa malu-malu. Maklum Tata memeliki rasa ingin tau yang cukup tinggi.


Dasar sableng.. iseng sih iseng tapi ngapain juga ngintipin orang kayak gitu ! Paling juga barangnya gak sebanding ama badannya, hehehehe...” Vivin menolak ajakan Tata. Menurutnya tak ada pentingnya ngintip, apalagi yang diintip laki-laki kekar, gak keren pula. Mending ngintipin Mas Andi, bisa buat dijadiin bekal mimpi.


Yee... Makin hari otakmu tambah ngeres aja Vin..! kebanyakan diapain si ama si Andi!. Aku tuh cuman mo liat dia beneran badut ato cuman kedok doang!” Tata menjelaskan dengan sok diplomatisnya, sok tau, song ngerti, sok paham, sok segala-galanya lah.


Akhirnya Vivin dan Tata sepakat untuk mengintai tingkah laku badut kekar itu. Mereka bertingkah seperti detektif saja. Menguntit kemanapun orang yang mereka curigai. Si badutpun tak kalah bego’nya ia sepertinya tahu kalau sedang diikuti tapi ia tidak sadar karna yang ada dipikirannya ada dua cewek imut mengikutinya. Sejauh ini tingkahnya masih biasa-biasa saja, membadut dimanapun ia suka. Dan belum ada keributan apapun. Semua aman terkendali, hansip pun masih tetap bertengger di pos penjagaanya.


*******


Jam sudah menunjukkan hampir pukul 20.00, Tata dan Vivin masih asyik mengamati badut itu. Yang menurut mereka memang lucu dan kocak. Duet imoet kegirangan tertawa tawa sepanjang perjalanan dan sepertinya mereka mulai lupa tujuan awal mereka datang ke taman kota itu.


Ya … jogetnya selesai tu badut” protes Vivin yang sudah mulai menikmati setiap gerakan si badut.


Eh … Vin, kayaknya tu badut mo beranjak ke tengah-tengah taman kota, kita ikutin yuk” ajak Tata pada Vivin. Akhirnya mereka mulai asik dengan sang badut.


Sang badut mulai menarik perhatian anak-anak kecil yang sedang asik bermain di taman kota, dan ternyata bukan hanya anak-anak yang tersihir oleh pesona sang badut. Dari kejauhan tampak pula orang dewasa yang ikut menikmati liukan tubuh sang badut. Termasuk di antaranya Tata dan Vivin.


Ta .. Ta … lo liat deh tu badut, coba lo perhatiin tanganya saat dia mintain uang kepenonton!” Bisik Vivin pada Tata. Matanya yang kecil menyipit sambil menunjukkan ada yang aneh sedang terjadi.


Mana ..mana … ?!” Tata membulatkan matanya, mencoba untuk lebih memperhatikan tangan si badut.


Tata dan Vivin mulai sibuk dengan pandanganya masing-masing. Vivin memicingkan matanya yang mulai agak rabun, sementara Tata makin membesarkan bola matanya hingga nyaris lompat keluar.


Wah .. gak beres nih si badut” Tata yang mempunyai jiwa petaruh merasa tertantang dengan kejahilan tangan si badut.


Tahan emosi Ta, jangan gegabah” Vivin sok menengkan Tata yang mulai kalap. Tata memang paling tidak suka sama yang namanya tindakan kejahatan. Terbukti saat kebaya Mbok Ijah hilang, Tata sudah mau main usut aja ke RT, padahal ternyata kain kebaya Mbok Ijah ada di bawah jok motornya Vivin. Kecuali perkara Mbok Ijah yang doyan nyirih pake ganja, Tata memberi toleransi.


Tata dan Vivin keluar dari gerombolan orang-orang yang sedang menikmati badut, mereka berdua sudah memprediksikan kalau sebentar lagi bakal ada keributan yang berasal dari salah satu penonton badut, maklum saja Duet Imoet punya daya perkiraan yang lumayan jitu.


Lima menit berselang, badut itu mulai mengakhiri pesta kecilnya, dengan santai Sang badut berjalan mencari keramaian di tempat lain.


Copet ….. Copeett .. toloong !! berlian imitasi saya ilang…!copet... copett .. tolooong !!” tiba-tiba terdengar seorang ibu-ibu berteriak ia menggenggam dadanya yang masih dihinggapi rasa kaget. Tangisnya meledak dikerumunan taman kota.


Vivin segera menghampiri sang ibu yang tadi berteriak. Sementara Tata mengalihkan pandanganya ke semua arah taman kota, dan dia melihat sosok sang badut celingak-celinguk dan berlari cepat, tanpa pikir panjang Tata segera berlari mengejar sang badut, dan Vivin pun dengan gesit mengambil langkah seratus ribu untuk ikutan Tata mengejar sang badut.


Cuit… cuit…” suara centil itu membuat Vivin mencari sumber suara.


Ditengah keadaan genting begini, masih saja ada yang menggoda cewek. Bukanya bantuin dasar.. cowok macam apa tuh!” umpat vivin dalam hati. Lalu ia kembali membantu Tata mencari Badut pencopet itu.


Tapi bisikan itu terus saja terdengar dan ternyata bunyi itu berasal dari tas kecil milik Tata. Ponsel Tata berbunyi, namun Tata tak menyadarinya karena dia sibuk mengejar sang badut yang ia curigai sebagai pencopet. “Cuit … cuitt .. cuiit..” ponsel Tata bunyi untuk kesekian kalinya.


Brisik amat sih.. sapa sih nih yang goda goda! diem napa” Tata mulai ngomel gak karuan mendengar suara ponselnya sendiri, ia terus saja berlari mengejar si Badut..


*********


Jarak antara Tata dan badut hampir dekat, dengan gesit Tata mampu mengikuti tiap gerakan sang badut, saat sang badut melompati taman kota, maka dengan mudah Tata pun bisa melompatinya, sementara Vivin sesekali sibuk bereceloteh karena kecapean dan tak mampu mengikuti tiap gerakan Tata. Saat melompati pagar taman kota kaos Vivin sempat tersangkut dan sobek kecil di bagian bawahnya.


Ciaaatt...! hayo mo kemana.... woii muka bopeng..! kembaliin tuh perhiasaannya kalo enggak aku santet nih..! teriak Tata.


Mulut Tata komat kamit seperti membaca mantra, matanya yang besar terbuka semakin lebar. Tata seperti orang kerasukan. Badut copet itu ketakutan lalu mencoba berlari, tapi sia sia ia tak mampu lagi berlari. Mungkin terkena pengaruh santet.


Ampun mbak... iya mbak.. tolong lepasin santetnya!” badut itu mengiba, make up tebalnya luntur basah oleh tangisnya yang deras. Dan celana warna warninya sobek entah karena apa.


Vivin takjub melihat kesaktian Tata di tepi arena pertarungan mereka.. Dan Tata semakin menjadi mengerjai si Badut. Tata menyuruh Badut mengembalikan berlian imitasi lalu jalan jongkok dan skot jump 100 kali, baru Vivin melepaskan mantranya. Dan si Badut bego nurut aja skot jump. Sambil menghitungsendiri sampai 100. Tata hanya tersenyum kecil dalam hati ia tertawa keras.


Hebat banget lu Ta.. baru tau gw klo lu punya kesaktian. Kapan kapan ajarin gw dong.. ! Biar klo mas Andi macem macem tinggal komat kamit aja” Vivin menepuk punggung sahabatnya itu.


"Akh.... biasa aja! ini tadi kan cuman akting jadi dukun. Dia gak bisa lari soalnya ganjel pantatnya kecantol ama tuh.. patahan patung taman. Hahahaha.. salah sendiri jadi copet kok bodo...!” tawa Tata meledak mengingat kejadian barusan. Ia tak menyangka bakal menjatuhkan badut yang bertubuh kekar dan gempal itu. Selesailah tugas Duet Imoet memerangi kejahatan.


Vivin.........!!!!! jam berapa sekarang janjianku gimana??” tiba tiba Tata berteriak kesetanan.


Jam setengah sembilan lebih Ta.. kenapa lu, kesurupan taman kota ya!” Vivin terhenyak kaget mendengar teriakan Tata yang super nyaring itu. Semua orang yang ada di sekeliling langsung menatap kami berdua dengan heran.


Gagal lagi deh...! janjianku.. kan setengah delapan. Akh badut sialan...!!!” Tata jejingkrakan mengacak ngacak rambutnya sendiri dan menendang batu batu yang berada didepannya.


Diperiksanya ponsel yang sejak tadi berbunyi. Rupanya 10 misscal dan 4 sms. Sms terakhir bunyinya “Maaf.. karna saya terlalu lama menunggu, n gak dpt menghubungi hpmu, saya pulang saja. Terima kasih sudah membuat janji dengan saya. Semoga masih bisa bertemu suatu saat. Salam kenal, Tris!” tangis Tata hampir meledak ia memeluk patung di depannya.


Vivin hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya, kali ini gara gara Badut sialan itu Tata gagal ngedate. Kasihan juga dilihatnya, tapi mau bagaimana lagi? keadaan kacau gara gara Tata ingin membela kebenaran dan itu tidak salah. Lalu Vivin menggiring Tata pulang dengan iming iming mentraktirnya bakso malam ini. Entah hari ini kejadian mengenaskan, atau membanggakan bagi Duet Imoet terlebih bagi Tata.


Label:

 
posted by Duet Imoet at 02.48 | Permalink | 0 comments