Kamis, 15 November 2007
Duet_imoet Punya Cerita ... (part 2)
Sudah satu jam menunggu taksi, tapi tidak ada satupun yang melintas di depan mereka. Tata dan Vivin sudah mulai manyunin mulut sepanjang 3 inchi. Mungkin malah mulut manyunnya itu bisa dipakai untuk memberhentikan taksi.

"Duh... kemana semua nih taksi. Apa ada demo lagi ya?" ucap Vivin lemah.

Memang akhir akhir ini sering ada demo di perusahaan taksi mulai dari demo onderdil mobil sampai demo produk oli. Jaman emansipasi siapa saja boleh ngadain demo tidak hanya ibu- ibu PKK tapi bapak - bapak, nenek- nenek, kakek- kakek bahkan sampai anak-anak.

"Vin... laper nih! makan yuk! bisa pingsan aku nanti" Tata rupanya tidak betah menahan lapar.


Akhirnya mereka berdua mencari sebuah warung. Tata memesan jeruk nipis hangat dan seporsi nasi soto. Sedangkan Vivin memesan 2 gelas es teh dan seporsi nasi soto dan sepiring gorengan. Sebenarnya yang lapar siapa ya? kok Vivin banyak sekali memesan makanan, semua serba double. Kecil-kecil makannya banyak, ikh.... serem.


Selesai makan mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sambil tetap berharap dapat taksi. Vivin kembali bersemangat ia kadang berlari kecil melihat-lihat sesuatu yang dianggapnya menarik sedangkan Tata masih sibuk celingukkan menunggu taksi yang sudah diharapkan.

“Ta .. Ta ... taxiiiiiiiiiii ...!!” teriak Tata, gayanya sudah seperti iklan di TV *ituloh iklan nenek-nenek yang teriak kenceng saat manggil taxi.

“Haduuuhh ... kira-kira dong Ta, teriaknya kenceng banget, kalo orang-orang pada denger gimana? nanti dikiranya kita lagi diperkosa bencong” gumam Vivin yang mulai merasa aneh dengan kelakuan teman barunya.

“Hehehehe ... ya bagus toh Vin, kalo orang-orang denger, sapa tau nanti mereka nyamperin kita, trus kan kita bisa minta bantuan mereka buat nyariin taxi,” Ujar Tata dengan santainya.

Matahari perlahan mulai turun, hampir saja redup dan dua perempuan imoet itu masih belum sampai tujuan, mereka masih berputar putar dengan sopir taxi yang aduhai manisnya. Hari yang cukup melelahkan bagi kedua manusia imut ini. Tujuan pertama mereka memang ke MP book Point untuk menemui salah satu teman Tata yang katanya punya info tentang tempat kost murah dan nyaman.

*********

Setibanya di MP Book Point ternyata sedang ada pesta kecil milik temannya teman si Tata (pokoknya tata punya temen lha temennya itu punya temen lagi! nah khan bingung jadinya?) intinya Tata dan Vivin datang tanpa diundang dan pastinya sekalian numpang makan-makan disana. Biarpun gak kenal dengan para tamu yang dateng disana, mereka berdua kliatan asyik sekali menikmati hidangan yang tersedia.

"Ta.. ssssstt.. enak banget yaa..! makanannya? temenin gue ngambil lagi dong"Bisik Vivin tanpa malu-malu lagi pada teman barunya itu.

"Ayo.. Vin aku juga masih laper. Tuh yang dipojokan aja ngambil rendang ama sop merah. Sepiring aja ya.. biar gak kliatan rakus" wah rupanya mereka berdua kompak dalam hal yang menyangkut gratisan.

Tamu-tamu di sana tidak ada yang peduli pada tingkah polah Tata dan Vivin, hanya saja sesekali tertawa cekikian mereka yang nyaring membuat beberapa tamu menoleh kepada dua makhluk antik namun imut itu.

Tidak lama setelah makanan yang mereka lahap habis mereka pun mencari teman Tata yang sedang nongkrong di dekat meja hidangan (kayaknya teman tata sengaja mendekatkan diri dengan makanan) hehehehe... sama saja rupanya.

Lalu mereka berdua pamit dan mencatat alamat yang diberikan oleh teman Tata. lalu dengan segera mereka keluar. Tapi sebelum sempat mereka melangkahkan kaki lebih lanjut.

"Eh.. Mbak.. Mbak..!!" ada suara sumbang yang memanggil mereka. Vivin dan Tata saling sikut.

"Waduh Vin.. onok opo ikiee.. mbayar tha? gak mbawa duit lebih!" Tata gemetar juga mendengar teriakan itu, langsung saja logat jawanya keluar dengan fasihnya.

"Tenang Ta, kita hitung sampai tiga... lu buka pintu trus kita lari bareng-bareng okeee...?!" Bisik Vivin tak kalah gusar.

"Sa..tu...! Du...a...! Ti......ga....!!!!!!! Kaburrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr" Tata mengaba-abai pelarian pertama mereka.

Tata dan Vivin pun lari sekencang-kencangnya, sampai di ujung jalan barulah mereka berhenti.

"hosh... hossh.... haduh Ta... capek...! cepet amat lu larinya. Kaki lu enak panjang.. lah gue.." Vivin masih mencoba mengatur nafasnya.

Tata yang tak kalah takutnya sudah terduduk lemas sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Dan tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya hanya helaan nafas panjang. Setelah mereka merasa sudah cukup tenang barulah mereka berdiri dan mencari barang bawaan masing-masing.

"Viviiiiiiiiiinnnnnnnnn!!!" teriakan Tata histeris. Vivin yang baru saja menarik nafas lega terkejut.

"Ada apa Ta...?"

"Ta..ta...sku... ba..rang barang..kuu ketinggalan...!" ucap Tata terbata bata.

"Akh.... gimana sih luuu Ta.. ya dah ayo balik lagi aja. berarti tadi ada yang manggil bukan karna kita disuruh bayar tapi mo diingetin klo barang bawaanmu ketinggalan" oceh Vivin panjang lebar.

Dengan langkah gontai merekapun harus kembali ke MP book point. Tidak seberapa jauh tapi mereka malu sekali, ketika harus masuk ketempat itu lagi. Sambil cengar-cengir mereka menanyakan barang milik Tata yang tertinggal disana. Untung saja para tamu tidak banyak yang tahu, kecuali teman Tata yang tersenyum penuh arti.

********

Setelah dari MP book point dan mendapat informasi keberadaan kostan murah nyaman dan menguntungkan (hasyah kayak iklan nih..) mereka berdua bergegas mencari alamat pemilik kostan tersebut. Berdasarkan informasi, si pemilik kost rupanya memang sedang butuh orang yang mau menjaga dan mengisi rumah kosongnya. Maka dengan semangat Tata dan Vivin yang tak pernah habis, akhirnya malam itu juga mereka memutuskan untuk menemui si pemilik rumah kosong tersebut.


"Ya .. ya .. benar sekali saya memang memiliki rumah kosong, yang rencananya memang akan saya sewakan, dari pada dihuni hantu lebih baik dihuni sama kalian, dua perempuan imoet" kata Pak Totok sambil tertawa genit. Kumis tipisnya yang berjejer mirip serombongan semut sedang menggali liangnyapun naik turun. Vivin dan Tata tertawa kecil sambil menahan HIV alias Hasrat Ingin Vivis.

"Terimakasih .. maturnuwun ya Pak, lalu kapan kita bisa nempatin rumahnya" tanya Vivin antusias, maklum saja Vivin sudah membayangkan rumah yang lumayan besar yang akan di huninya bersama Tata

"Terserah adik-adik saja, mau besok juga boleh kok" Jawab Pak Totok bijak tanpa gaya genit, jelas saja sekarang istri Pak Totok sudah duduk manja di sampingnya.

"Kalau malam ini saja bagai mana Pak ?" Lagi-lagi Vivin lebih antusias, sedangkan Tata hanya senyam-senyum saja, mungkin karena terlalu bahagia sehingga dia tak sanggup berkata-kata.

"Sebaiknya besok saja, karena jaraknya cukup jauh, kalian mesti menempuh perjalanan selama empat jam." Pak Toto segera melirik istrinya, seolah seperti memberi isyarat.

"Iya .. besok pagi saja, untuk malam ini kalian bisa menumpang di sini, di belakang ada kamar kosong dan bisa kalian gunakan untuk malam ini." duh ... ternyata Bu Titik istrinya Pak Totok baik juga. Awalnya saat pertama kali melihat Bu Titik, Tata dan Vivin mendadak mules, lantaran tampang Bu titik yang jutek abis.

Dan ternyata informasi itu benar adanya, Pak Totok memang orang yang sangat baik. Dia tidak memberi syarat yang berat untuk Tata dan Vivin, uang kostnyapun murah bahkan Tata sudah menghitung hitung keuntungan yang bakal didapat dari uang kiriman orang tuanya dikampung. Tata cengengesan aja mendengarkan jumlah uang yang harus dibayarkan tiap bulannya. Sedangkan Vivin mengangguk-angguk tanda ia sangat setuju persayaratan dari Pak Totok. Malah Pak Totok memberi seorang pembantu yang akan membereskan tempat kost mereka. *hah ... nikmat bukan, mo cari dimana orang macam Pak Totok ini, baiknya bukan main.

"Addduhhhh....Paaak.... " tiba-tiba aja Tata berteriak. Untungmya Pak Totok tidak punya penyakit jantung.

"Kamar mandi di mana ya..... Pak..haduh.. dimana pak.. pak...?!" Tata sudah tidak tahan ingin menemui tempat favoritnya. Konon dulu Tata pernah bercerita pada Vivin, kalau WC itu tempat paling nyaman dan aman karena di sana dia bebas berekspresi.

"Yaaaaa............." Karena panik mendengar pertanyaan Tata yang tak sabar, pak Totok jadi sedikit berteriak kencang.*sepertinya Pak Totok punya penyakit latah

Pak Totok yang belum hilang rasa terkejutnya langsung menunjuk ruangan di sudut rumah. Vivin yang baru tau keajaiban lain dari teman barunya itu cuma cengar-cengir menunggu giliran ke kamar mandi juga. maklum Vivin ini masih agak jaim alias jaga iman. hehehehe...

Dan akhirnya malam itu mereka dipersilahkan Pak Totok untuk menginap di sana, sambil menunggu besok pagi. Untung saja ada yang mau menampung mereka. Kalau tidak, dua makhluk imoet itu akan berkeliaran di terminal menunggu hari berganti.

Label:

 
posted by Duet Imoet at 11.31 | Permalink |


0 Comments: